PerangPadri terjadi di tanah Minangkabau, Sumatera Barat pada tahun 1821-1837. Perang ini disebabkan oleh adanya konflik antara para pembaru Islam (Kaum) Padri yang sedang konfik dengan kaum Adat. Adanya pertentangan antara kaum Padri dengan kaum Adat telah menjadi pintu masuk bagi campur tangan Belanda.
H2bYang diketuai oleh Dato' Panglima Bukit Gantang, Menteri Besar Perak 1 F15 Tidak melibatkan diri dalam sebarang bentuk permusuhan kaum/membuat 1 rusuhan 1 M Mana-mana jawapan yang munasabah [8 m] F2 Mewujudkan kerajaan pusat yang kuat dengan kerajaan negeri juga mempunyai autonomi terentu. 1 1
PerangPadri merupakan perang yang cukup lama, Imam Bonjol memimpinnya dari 1803 hingga 1838. Sayangnya perang ini lebih dikenal sebagai perang saudara di Sumatera. Alasannya karena kaum Padri yang menginginkan penegakan hukum sesuai syariat Islam mendapat pertentangan oleh kaum kerajaan Pagaruyung. Perlawananyang dilakukan oleh Kaum Padri cukup tangguh sehingga sangat menyulitkan Belanda untuk menundukkannya. Oleh sebab itu Belanda melalui residennya di Padang mengajak pemimpin Kaum Padri yang waktu itu telah dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol untuk berdamai dengan maklumat "Perjanjian Masang" pada tanggal 15 November 1825.[2] Pada26 Januari 1824 Belanda mengadakan kesepakatan dengan kaum Padri untuk melakukan gencatan senjata. Kaum Padri pun menyetujui kesepakatan ini. Pada fase ketiga ini kaum Padri men dapat dukungan dari kaum adat yang merasa dirugikan oleh Belanda. Kaum Padri dan kaum adat bersatu melawan pasukan Belanda yang berusaha menguasai wilayah Permusuhanantara kaum Padri dan Adat disebabkan oleh beberapa faktor seperti perbedaan keyakinan, adat, dan politik. Awalnya, sebagai hasil dari perkembangan agama Islam, besar ketertarikan kaum Padri terhadap konsep-konsep revolusioner yang dipromosikan oleh para ulama. qAS9zfL.